Selasa, 29 April 2014

Cara Budidaya Kemiri


Bibit Tanaman Kemiria

Ketersediaan bibit tanaman merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam upaya pengembangan komoditi kemiri. Untuk mendapatkan bibit tanaman kemiri dapat ditempuh dengan 3 cara yaitu: (1) generatif; (2) vegetatif; dan (3) sambungan.

Penyiapan Lahan Tanam Kemiri

Lahan yang akan dipakai untuk budidaya tanaman kemiri harus bersih dari gulma dan dari tanaman yang tidak bermanfaat. Sebab gulma tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dari tanaman kemiri tersebut.
Jarak tanam untuk tanaman kemiri sesuai dengan tujuannya; bila usaha Budidaya Kemiri ditujukan untuk mengahsilkan biji, maka jarak tanamnya adalah 10×10 meter, sedangkan bila untuk menghasilkan kayu untuk pulp, jaraktanamnya lebih rapat yaitu 4×4 meter.
Lakukan pengajiran sesuai dengan jarak tanam yang akan dipakai, pengajiran harus lurus muka, belakang dan kesamping kiri kanan. Pada ajir dibuat lobang dengan ukuran 60x60x60 cm. Pada saat menggali lobang, sebagian tanah galian lapisan atas harus dipisahkan. Kemudian tanah galian lapisan bawah dicampur dengan pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 1:1. Jika penanam dimusim kemarau, lobang dapat langsung ditimbun dengan campuran media diatas, dan bibit dapat segera ditanam. Bila musim hujan, sebaiknya campuran tanah dan pupuk kandang tersebut dibiarkan sementara waktu di dekat lubang tanam. Tujuannya adalah untuk menurunkan kemasaman tanah. Setalah campuran tanah mengering sudah dapat dimasukan ke dalam lubang dan bibit dapat segera ditanam.

Penanaman Kemiri

Pada lobang tanam yang telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang tersebut, tanam bibit kemiri dengan jalan melepas kantong plastiknya. Pada saat melepas kantong plastik usahakan agar perakaran bibit tidak rusak. Penanaman bibit harus diusahakan agar perakarannya teratur dan terbuka.
Untuk keterangan lebih lanjut tinggal klik di sini

Cara Menanam Pohon Pandan Wangi

Pengolahan Tanah

Setelah pengolahan tanah dibuat lubang 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan jarak 1 m x 1 m. Pada tiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 2 kg dan dapat langsung ditanami bibit. Bibit diambil dari tunas tunggal tanaman pandan yang telah menghasilkan. Tunas itu harus berakar gantung karena kalau tidak biasanya tidak mau tumbuh.

Pemupukan

Tiga bulan setelah tanam sebaiknya diberi pupuk buatan dengan dosis siap tanaman 50 g urea ZA, dan 20 g KCI. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan gulma. Kemudian setelah umur satu tahun diberi pupuk kandang dan pupuk buatan dengan dosisyang sama. Setelah itu tidak pernah dipupuk lagi.

Untuk keterangan lebih lanjut tinggal klik di sini

Minggu, 27 April 2014

Cara Budidaya Mahoni



Umum

Acacia mangium termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak memerlukan persyaratan
tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh jenis tanahnya. Kayunya bernilai ekonomi
karena merupakan bahan yang baik untuk finir serta perabot rumah yang menarik seperti: lemari,
kusen pintu, dan jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanaman A. mangium yang berumur
tujuh dan delapan tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk papan partikel yang baik.
Faktor yang lain yang mendorong pengembangan jenis ini adalah sifat pertumbuhan yang cepat.
Pada lahan yang baik, umur 9 tahun telah mencapai tinggi 23 meter dengan rata-rata kenaikan
diameter 2 - 3 meter dengan hasil produksi 415 m3/ha atau rata-rata 46 m3/ha/tahun. Pada areal
yang ditumbuhi alang-alang umur 13 tahun mencapai tinggi 25 meter dengan diameter rata-rata
27 cm serta hasil produksi rata-rata 20 m3/ha/tahun. Kayu A. mangium termasuk dalam kelas
kuat III-IV, berat 0,56 - 0,60 dengan nilai kalori rata-rata antara 4800 - 4900 k.cal/kg


Keterangan botani

A. mangium termasuk dalam sub famili Mimosoideae, famili Leguminosae dan ordo
Rosales. Pada umumnya A. mangium mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali
pada tempat yang kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 - 10
meter.Pohon A. mangium yang tua biasanya berkayu keras, kasar,beralur
longitudinal dan warnanya bervariasi mulai dari coklat gelap sampai terang.Dapat
dikemukakan pula bahwa bibit A. mangium yang baru berkecambah memiliki daun
majemuk yang terdiri dari banyak anak daun.
 Daun ini sama dengan sub family
Mimosoideae misalnya Paraseanthes falcataria, Leucaena sp, setelah tumbuh
beberapa minggu A. mangium tidak menghasilkan lagi daun sesungguhnya tetapi
tangkai daun sumbu utama setiap daun majemuk tumbuh melebar dan berubah
menjadi phyllodae atau pohyllocladus yang dikenal dengan daun semu, phyllocladus
kelihatan seperti daun tumbuh umumnya. Bentuknya sederhana tulang daunnya
paralel dan besarnya sekitar 25 cm x 10 cm.

Tempat tumbuh

1. Penyebaran. A. mangium tumbuh secara alami di Maluku dengan jenis
Melaleuca leucadendron. Selain itu terdapat pula di pantai Australia bagian
utara, Papua bagian selatan (Fak-fak di Aguada (Babo) dan Tomage (Rokas,
Kepulauan Aru, Maluku dan Seram bagian barat).
2. Persyaratan tempat tumbuh. A. mangium tidak memiliki persyaratan
tumbuh yang tinggi, dapat tumbuh pada lahan miskin dan tidak subur. A.
mangium dapat tumbuh baik pada lahan yang mengalami erosi, berbatu dan
tanah Alluvial serta tanah yang memiliki pH rendah (4,2). Tumbuh pada
ketinggian antara 30 - 130 m dpl, dengan curah hujan bervariasi antara 1.000
mm - 4.500 mm setiap tahun. Seperti jenis pionir yang cepat tumbuh dan
berdaun lebar, jenis A. mangium sangat membutuhkan sinar matahari,
apabila mendapatkan naungan akan tumbuh kurang sempurna dengan
bentuk tinggi dan kurus.
Persiapan lapangan

1. Penataan lapangan budidaya mahoni. Penataan areal penanaman dimaksudkan untuk
mengatur tempat dan waktu, pengawasan serta keperluan pengelolaan hutan
lebih lanjut. Areal dibagi menjadi blok-blok tata hutan dan blok dibagi menjadi
peta-petak tata hutan. Unit-unit ini ditandai dengan patok dan digambar di
atas peta dengan skala 1 : 10.000. Batas-batas blok dapat dipakai berupa
batas alam seperti sungai, punggung bukit atau batas buatan seperti jalan,
patok kayu atau beton.
2. Pembersihan lapangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum
penanaman meliputi :
a. Menebang pohon-pohon sisa dan meninggalkan pohon yang di larang ditebang
b. Mengumpulkan semak belukar, alang-alang dan rumput-rumputan
c. Sampah-sampah yang telah terkumpul dibakar.
3. Pengolahan tanah. Pengolahan tanah diperlukan pada tanah-tanah yang
padat dengan cara sebagai berikut :
a. Tanah dicangkul sedalam 20 - 25 cm kemudian dibalik
b. Bungkalan-bungkalan tanah dihancurkan, akar-akar dikumpulkan,
dijemur dan dibakar
c. Tanah pada jalur-jalur tanaman dihaluskan dan dibersihkan, kemudian
dibuat lubang tanaman..Klik disini